NU_Al-Qur’an Membela Aisyah

RMOL — Nabi dalam keadaan ter­ganggu, Aisyah sudah da­lam keadaan sakit, dan masyarakat, khususnya umat Islam saat itu sedang bin­gung. Dalam keadaan sep­erti itu, Nabi memohon kepada Allah Swt agar kasus ini bisa diselesaikan dan me­nenteramkan semuanya. Akhirnya Jibril membawa wahyu dari Allah Swt untuk menjelaskan kasus ini. Tidak tanggung-tang­gung, Allah Swt membersihkan nama ‘Aisyah dengan menurunkan sembilan ayat, yaitu Q.S. al-Nur/24:11-20. Ayat tersebut sebagai berikut:
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendap­at balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan sia­pa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik ter­hadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata. Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bo­hong itu? Oleh karena mereka tidak mendatang­kan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Al­lah orang-orang yang dusta.” Sekiranya tidak ada karunia dan rahmat Allah kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu. (Ingatlah) di waktu kamu men­erima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan juga dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu men­ganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal hal ini di sisi Allah adalah besar. Dan mengapa di waktu mendengar berita bohong itu kamu tidak berkata, “Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita membicarakan ini. Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar. Allah menasi­hatimu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu beriman, dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada­mu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bi­jaksana. Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mer­eka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengeta­hui. Dan sekiranya tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar).” (Q.S. al- Nur/24:11-20).
Setelah ayat-ayat tersebut turun, maka konsoli­dasi internal umat Islam saat itu langsung berubah. Nabi Muhammad Saw bertambah yakin terhadap kebenaran hasil investigasi yang dibentuknya, khususnya tim yang dipimpin oleh Usama ibn Zaid. Keluarga Aisyah ra, terutama keluarga besar Abu Bakar, bisa lebih lega karena anak kandungnya terkena fitnah. Umat Islam dari berbagai wilayah menjadi tenteram karena yang membersihkan nama baik Aisyah ialah sembilan ayat yang tegas. Orang-orang yang selama ini ragu terhadap kredibilitas ke­luarga Nabi menjadi yakin dengan turunnya kel­ompok ayat tersebut. Sebaliknya musuh-musuh Islam, khususnya kaum munafiq yang ditokohi sang provokator Abdullah ibn Ubay ibn Abi Salul, kehilangan gairah. Usaha untuk menggembosi progresifitas penyebaran Islam tidak berhasil.
Dengan turunnya ayat-ayat tersebut di atas justru kembali menampilkan Aisyah sebagai fig­ur populer yang sangat menentukan. Meskipun usianya masih sangat muda tetapi mampu me­nenggelamkan popularitas isteri-isterinya yang lain. Hal ini bisa kita lihat banyaknya hadis Nabi yang direkam melalui mulut Aisyah ra berjumlah 2210 hadis, urutan keempat setelah Abu Hurairah (5374), Abdullah ibn Umar (2630), Anas (2210) hadis. Bahkan Aisyah berani tampil berhadapan dengan Ali ibn Abi Thalib, suami dari putri suamin­ya, Nabi Muhammad Saw.
Nasaruddin Umar
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Komentar

Postingan Populer