DENGAN CINTA, HIDUP MENJADI INDAH

(Memo 13 Juli 2016)

Ada pepatah mengatakan, tiga hal yang tidak bisa dibeli dengan uang yakni persahabatan, cinta kasih dan tidur nyenyak. Seberapa banyak  uang yang dimiliki, tetap tidak akan akan mampu membeli ketiga hal di atas secara permanen dan lama, kalaupun bisa sifatnya semu sehingga berlakulah ada uang abang sayang, tidak ada uang abang ditendang.
Menurut hemat penulis, dari ketiga di atas yang mendasari semua aktifitas semua manusia –bahkan seluruh makhluk- adalah karena rasa cinta kasih (love/mahabbah). Persahabatan ada dan akrab karena adanya rasa cinta dan kasih, pikiran rileks dan tidur nyenyak karena diliputi rasa aman, cinta dan ketenangan. Bagaimana bisa tidur nyenyak jika pikiran kusut, cemas, benci dan takut.
Sungguh karunia terbesar dari Tuhan Yang Maha Kuasa, yang menitipkan dan menetapkan dalam jiwa makhluk-Nya adanya rasa cinta dan kasih. Semua ajaran mengajarkan cinta kasih. Cinta kasih diharapkan mendasari semua aktifitas kita sehingga kedamaian dan kenyamanan akan terasa dimana-mana. Karena cinta seorang bapak rela kerja keras dan semangat untuk anak dan isterinya adalah karena cinta. Seorang ibu rela tidak tidur demi menjaga sang buah hati yang sedang terbaring sakit adalah karena cinta. Mahasiswa yang rela belajar menuntut ilmu jauh dari keluarga demi meraih cita-cita adalah karena cinta, cinta ilmu. Dan yang pasti, seorang yang sedang kasmaran,”menaruh hati” pada seorang pujaannya, meskipun jauh tapi terasa dekat, meskipun penampilan dan kesan biasa-biasa tetapi berubah menjadi selalu luar biasa adalah juga karena cinta. Sesuatu yang umum dan lazim tapi karena cinta segalanya menjadi indah dan cantik. Apakah cantik  menyebabkan tumbuhnya cinta ataukah karena cinta semuanya menjadi cantik? Yang pasti, adalah dengan cinta hidup menjadi indah. Cinta adalah kecenderungan tabiat kepada sesuatu karena sesuatu itu nikmat baginya.
Imam Ghazali (diterjemahkan Abu Madyan al-Qurtubi, 2014: 493) mengatakan bahwa semakin bertambah kenikmatan yang diterima maka semakin besar pula kecintaan kepada sesuatu itu. Semakin besar kecintaannya maka akan semakin kuat ketergantungannya. Semakin kuat ketergantungannya maka akan semakin enggan untuk berpisah darinya. Inilah unik dan dahsyatnya cinta. Tepat jika dikatakan, seseorang akan bersama orang yang dicintainya.
Cinta adalah kenikmatan. Kenikmatan ada karena kita mendapatkan manfaat dari apa yang kita cintai. Kenikmatan mata terletak dalam pandangan, kenikmatan telinga terletak dalam pendengaran, kenikmatan hidung terletak pada bau-bau yang harum semerbak.
Dahsyatnya cinta mampu melahirkan energi yang luar biasa.Karena cinta, hidup bertetangga menjadi nikmat, karena cinta tegur sapa saat bertemu menjadi kebiasaan, karena cinta orang alim mengajarkan ilmunya, karena cinta orang tua senantiasa mendoakan anak-anaknya, karena cinta pemerintah senantiasa mengabdikan dirinya untuk rakyatnya. Semua karena cinta.
Cinta akan melahirkan sikap rela berkorban. Berkorban untuk sesuatu yang dicintai adalah sebuah kepuasan demi mendapatkan cintanya. Cinta juga memunculkan rasa keindahan. Seseorang yang sedang jatuh cinta pada orang lain meskipun  fisik dan keadaannya biasa-biasa saja dan umum tapi karena cinta semuanya menjadi indah. Cinta membuat fikiran dan rasa selalu ingin bertemu, tidak ada orang yang enggan bertemu dengan orang yang dicintainya. Diceritakan satu hari Nabi Ibrahim as berkata kepada malaikat maut ketika datang untuk mencabut  ruhnya, “Apakah kamu pernah melihat seorang sahabat membunuh sahabatnya?”Kemudian Allah SWT berfirman kepada Nabi Ibrahim as, “Apakah kamu pernah melihat seorang kekasih membenci pertemuan dengan kekasihnya?” Ibrahim as pun berkata, “Wahai malaikat maut, cabutlah sekarang”.
Dahsyatnya cinta juga menyebabkan seseorang kadang berfikir irrasional , tidak logis tetapi nyata. Yang difikirannya adalah apa yang dicintainya. Puncaknya adalah cinta yang berlebihan namun kadang menyebabkan seseorang diliputi rasa takut. Takut berpisah darinya. Jika sudah demikian, jadilah ia hamba cinta.
Sebagai akhir tulisan ini, sebuah pesan moral Quran dapat disampaikan: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu , padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu”. Sayyidina Ali pernah berujar, “Cintailah orang yang kamu cintai sekedarnya saja, siapa tahu pada suatu hari kelak ia akan berbalik menjadi orang yang kamu benci. Dan bencilah orang yang kau benci sekedarnya saja, siapa tahu pada suatu hari kelak akan menjadi orang yang paling engkau cintai”. SEMOGA**



Komentar

Postingan Populer