Ukuran Manusia Mahal




  
“Yang menjadikan mati dan hidup,
 supaya Dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.
Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.
(QS. Al-Mulk/67: 2)




Sebuah ilustrasi yang bijak tentang arti kelebihan dalam kaitannya dengan nilai suatu benda diuraikan sebagai berikut: Dimana letak mahalnya seekor kuda? Tentu jawabannya adalah jika kuda itu bisa berlari laju, tenaganya kuat dan memiliki bulu yang bagus. Dimana letak mahalnya seekor burung? Sederhananya adalah jika ia mampu berkicau dengan sangat merdu dan indah. Dimana letak mahalnya sebuah mobil? Jika ia dapat berpacu dengan sangat laju, dengan bentuknya yang bagus dan asesoris yang menarik.
Lantas, dimana letak mahalnya seorang manusia? Salah satu jawabannya adalah sejauh mana ia bermanfaat bagi orang lain. Semakin bermanfaat ia bagi orang lain, maka akan semakin tinggi nilainya. Semakin tidak berguna ia, maka keberadaannya pun dianggap tiada, sebagaimana ungkapan wujuduhu ka adamihi (adanya sama dengan ketiadaannya).
Hal yang membedakan seseorang dengan yang lainnya adalah saat kita mau melakukan atau action dalam tindakan yang lebih nyata. Ketika Columbus diremehkan dan dianggap sepele karena menemukan benua Amerika. Apa reaksi Columbus? Columbus menantang orang yang meremehkannya dengan kemampuan siapapun yang dapat menegakkan telur rebus di atas meja? Berbagai respon dan suara sumbang kembali terdengar tetapi tidak ada satupun yang mau melakukannya. Ketika Columbus mengambil alih, telur rebuspun dipegangnya dan diletakkan di atas meja sambil ditekan, jelas ujung telur bagian bawah akan rata dan telur akan dapat berdiri. Apa reaksi orang-orang yang meremehkannya? Jika demikian, kamipun bisa, Columbus balik bertanya, jika bisa kenapa tadi tidak dilakukan.
Apa yang membedakan Columbus dengan yang lainnya? Adalah ketika Columbus sudah pada tahapan action sementara yang lain masih tahap statement. Apa yang membedakan kita, anda dengan orang lain. Ketika kita, anda telah melakukan dan memberi manfaat bagi yang lain maka itu artinya kita telah memiliki nilai guna bahkan nilai jual bagi siapapun.

Sebagai perenungan kita, Allah SWT dalam QS. Al-Mulk/67:2 menyebutkan: “Yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kami, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. Key word ayat ini adalah bahwa hidup (dengan aktifitas) dan mati (sebagai kepastian) adalah untuk menguji siapa di antara kita yang tergolong ahsan 'amala (yang paling baik amalnya). Dalam konteks ini, bukan kata siapa yang paling banyak (kuantitas) amalnya tapi siapa yang paling baik (kualitas). Harta yang banyak tidak akan memberikan dampak positif manakala tidak memberikan manfaat bagi sekelilingnya. Ilmu yang dimiliki dengan gelar titel yang berderet tidak akan memberikan pencerahan jika lisan dan sikapnya tidak membuat sekelilingnya aman dan nyaman. Singkatnya, seorang yang baik adalah yang tidak akan menyakiti orang lain, siapapun dia, baik dengan ucapannya apalagi dengan perbuatannya. SEMOGA.**

Komentar

Postingan Populer