Personal  Branding


  

Secara sederhana personal branding dapat diartikan sebagai cap atau stigma yang dikenakan pada seseorang. Sebagai sebuah cap atau stigma maka ia bisa positif atau negatif. Sehingga ada stigma positif dan ada stigma negatif. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa istilah ini tidak sesederhana pengertiannya. Luar biasa dampak yang dihasilkan jika cap ini diberikan kepada seseorang dengan kualitas ucapan, sikap dan unjuk kerja yang positif dan demikian juga sebaliknya ia bisa mematikan aktifitas dan kreatifitas seseorang.
Berbicara tentang personal branding artinya juga mendiskursuskan tentang karakter yang melekat pada seseorang. Predikat ini tidak muncul dengan serta merta tetapi melalui aktifitas kehidupan yang dalam kesehariannya diamati dan dinilai oleh lingkungannya. Contoh manusia yang mendapatkan predikat ini dan hingga saat ini tetap melekat padanya adalah gelar al-Amin yang diberikan masyarakat Arab kepada Nabi Muhammad SAW. Bahkan saat ini, banyak bisnisman yang mengakui keunggulan beliau sebagai seorang enterpreneurship, salah satu keunggulan beliau adalah  kemampuan menerjemahkan empat sendi utama dalam berbisnis dan yang mengantarkan beliau sebagai pelaku bisnis yang sangat sukses di zamannya. Keempat sendi utama tersebut adalah shiddiq, amanah, fathanah dan tabligh. Dalam buku Keajaiban Tangan Di Atas yang diberi pengantar oleh Chairul Tanjung disebutkan bahwa untuk konteks kekinian karakter shiddiq diartikan sebagai seseorang yang memiliki integritas yang tinggi; amanah diterjemahkan sebagai kemampuan menjaga kredibilitas; fathanah ditafsirkan sebagai orang yang cerdik yang bisa mencari solusi atas masalah-masalah yang dihadapi dan tabligh didefinisikan sebagai orang yang mempunyai kemampuan marketing. (Badroni Yuzirman dan Iim Rusyamsi, 2012:135-138).
Oleh karenanya, tidak berlebihan jika salah satu tokoh marketing negeri ini, Hermawan Kertajaya secara jujur menyebutkan bahwa cara bisnis yang dilakukan dan digelutinya selama ini adalah cara Nabi Muhammad SAW yaitu al-Amin artinya dapat dipercaya.
Terlepas dari hal di atas, dapat dikemukakan bahwa personal branding sangat berpengaruh dalam membangun image dan bahkan menciptakan pengaruh yang luar biasa bagi lingkungannya dan selanjutnya akan timbul kepercayaan, jika kepercayaan telah tumbuh maka secara perlahan tingkat kerjasama akan menaik pula, demikian sebagaimana dikemukakan oleh Stephen Covey dalam bukunya Seven Habits (Ibid, 2012:150).
Jika seseorang atau sebuah produk sudah dikenal sebagai sesuatu yang berkualitas maka ia merupakan modal dasar dalam mempengaruhi stakeholder apalagi jika personal branding itu dilakukan dengan lebih intensif dan persuasif.
Bagaimana membangun personal branding (yang positif tentunya)? Salah satu caranya adalah dengan menampilkan performance yang kompeten dan profesional. Seorang teknisi dianggap kompeten dan profesional bila ia mampu menunjukkan kualitas kerja yang tepat dan berdaya guna. Seorang dokter akan disebut spesialis manakala ia menguasai bidangnya secara spesifik. Seorang guru akan dikatakan profesional apabila ia menguasai seluk beluk kependidikan dan keguruan dan mampu mengaplikasikan materi keilmuan yang dimilikinya menjadi sesuatu yang mudah untuk dicermati dan selanjutnya diterima. Dan, selangkah lagi ia sudah mencitrakan dirinya sebagai seorang dengan personal branding yang bermutu. Hal ini sejalan dengan  Philip Kotler dalam Topor (1998) sebagaimana dikutip oleh Muhaimin, Suti'ah dan Prabowo (2009:100) yang menyebutkan bahwa Image is Power merupakan aset yang sangat berharga.
Bila konsep ini ditransformasikan dalam dunia pendidikan, maka dapat dipastikan ia akan menjadi kekuatan yang dahsyat  apalagi jika terdapat pada seorang decision maker (the principles). Hasil penelitian menarik menunjukkan bahwa pemimpin yang memiliki personal humility  dan profesional will ternyata mampu membawa sebuah organisasi untuk tetap eksis dan diakui keeksistensiannya. Dan kedua karakter itu telah menjadi personal branding yang menghasilkan keunggulan yang kompetitif dan bermartabat. Itulah dahsyatnya personal branding. Semoga!

Dimuat di Harian Borneo Tribune

Edisi 4 Januari 2013

Komentar

Postingan Populer