Cintailah Sekedarnya Saja



 Dalam sebuah Diklat (Pendidikan dan Latihan), seorang tutor mengajak peserta untuk menuliskan 20 nama orang yang paling penting dalam kehidupan masing-masing peserta. Sejumlah namapun dituliskan mulai dari nama orang terkasih, teman kantor, tetangga dan sebagainya. Setelah dituliskan satu persatu tutor minta kepada peserta untuk mencoret beberapa nama sehingga tersisa tiga nama yang merupakan orang yang paling dikasihi selama hidup.
Tiga nama yang tersisa adalah nama orang tua, nama suami dan nama anaknya. Tiba-tiba suasana kelas menjadi sunyi. Akhirnya tutor meminta peserta untuk mencoret satu nama lagi. Seorang ibu kelihatan kerutan kening semakin nampak untuk menentukan satu dari tiga nama saat ia mencoret nama orang tuanya. Kegelisahan semakin nyata kala diminta mencoret satu nama lagi, mau tidak mau ia harus mencoret nama orang yang dikasihinya yaitu anaknya. Saat mencoret nama anaknya itulah tidak terasa air matanya berlinang dan akhirnya tinggallah satu nama yakni nama suaminya. Tutor bertanya, kenapa membiarkan nama suami? Ibu menjawab, “Waktu akan terus berlalu, orang tua akan pergi meninggalkan saya. Anakpun demikian juga. Jika ia telah dewasa dan menikah ia juga akan meninggalkan saya. Yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah suami saya”. Namun, sebenarnya suami satu saat juga akan meninggalkannya dengan berbagai sebab yang masih misteri.
Pembelajaran apa yang dapat dipetik dari kisah di atas. Pertama, bahwa kehidupan akan dikelilingi oleh orang-orang yang kita hormati, sayangi dan cintai tetapi satu saat ia akan meninggalkan kita, baik pergi ke tempat yang berbeda geografisnya maupun meninggalkan dunia ini. Oleh karenanya kita diajarkan untuk mencintai sesuatu sekedarnya saja, bisa saja sesuatu yang kita senangi dengan berlebihan justru mengandung ketidakbaikan dan demikian juga sebaliknya sesuatu yang tidak kita senangi justru dibaliknya  terdapat kebaikan di dalamnya. Kedua, kehidupan bagaikan bawang bombay. Ketika dikupas selapis demi selapis akan habis dan adakalanya kita dibuat  menangis. Ketiga, bahwa kadang kekuatan kita ada pada orang lain, kadang kita jatuh tapi dikarenakan adanya orang-orang yang kita kasihi, adanya orang yang memberikan spirit kepada kita  maka disitulah letak arti orang-orang di sekitar kita.
Meminjam istilah Aa Gym, bahwa semakin tinggi dan besar ketergantungan dan kecintaan kita kepada sesama makhluk maka sebenarnya semakin besar peluang kita untuk dikecewakan. Oleh karenanya ketergantungan yang paling bagus adalah ketergantungan kepada yang serba maha, penguasa makhluk. (QS. Al-Ikhlas:2)

Sebuah ungkapan menarik, teman yang baik adalah yang mengingatkan kita tatkala kita lupa, meluruskan kita tatkala kita bengkok dan mencairkan kita tatakala kita membeku. Intinya teman yang baik yang mengingatkan kita pada kebaikan. Jika orang-orang berkarakter semacam ini ada di sekitar kita, benarlah bahwa memang ada tiga hal yang tidak bisa dibeli dengan uang yakni cinta kasih, persahabatan dan tidur nyenyak.**

Komentar

Postingan Populer