Utamakan Doa untuk Tiga Orang Ini

Oleh Sholihin HZ* (Sekretaris Umum PW IPIM Kalimantan Barat) Mufassir Indonesia yang dikenal dengan karyanya Tafsir Al Misbah, Prof. Muhammad Quraish Shihab memahamkan kepada kita tentang makna doa. Dalam bukunya "Kosakata Keagamaan, Makna dan Penggunaannya" (2020: 43) beliau menyebutkan: "Kata دعاء (du'a) dari segi bahasa pada mulanya berarti "mengajak meminta sesuatu kepada pelaku dengan suara atau ucapan". Dari sini, masih dari tinjauan kebahasaan, suatu ceramah baik yang mengandung ajaran agama maupun selainnya, kesemuanya dinamai da'wah selama sifatnya "mengajak". Kata doa dimaknai sebagai permintaan yang ditujukan kepada siapa yang dinilai oleh si peminta mempunyai kedudukan dan kemampuan yang melebihi kedudukan dan kemampuan si pemohon. Karena itu, ia bukan permintaan yang ditujukan kepada yang setingkat dengan si pemohon, apalagi sebuah perintah yang ditujukan pada sosok yang lebih rendah daripada yang memerintah, walau perintah pada hakikatnya merupakan juga permintaan". Penyampaian permintaan pada hakikatnya adalah 1) bentuk kelemahan seseorang yang meminta karena jika yang berkuasa meminta untuk melakukan sesuatu maka ia tidak dinamakan dengan doa tapi al amr atau perintah. 2) doa adalah bentuk ketundukan seseorang pada si Pemberi Perintah. Dari sinilah kemudian muncul pemahaman bahwa tugas kita (makhluk) adalah berdoa dan berdoa. Berhasil tidaknya bukan hak makhluk tapi hak Khaliq sebagaimana perintah berdoa yang terdapat dalam QS. Al Baqarah/ 2: 186. Kaitannya dengan tema ini, sangat banyak ditemukan doa dalam Al Qur'an maupun hadits dimana Rasulullah mendoakan sahabat-sahabatnya baik karena beliau mendoakan atau dimintai untuk mendoakan orang lain. Diantara doa yang terdapat dalam Al Quran adalah sebagaimana ditemukan dalam QS. Ibrahim/ 14: 41: "Ya Rabb, ya Tuhan kami berikanlah ampunan kepadaku dan kedua ibu bapakku dan kepada orang-orang mukmin ketika terjadinya hari hisab atau hari kiamat." Tiga permohonan disampaikan kepada Allah SWT. Pertama, permohonan ampun untuk diri sendiri. Saudaraku, setiap kita pasti pernah berbuat baik namun kita juga diliputi kesalahan. Orang yang baik bukanlah yang tidak pernah salah tapi orang yang baik adalah yang jika melakukan kesalahan ia segera istighfar, mohon ampun dan taubatan nashuha (taubat dengan sebenar-benarnya). Pengakuan diri sebagai makhluk yang pernah menzalimi diri dan orang lain, pengakuan diri sebagai makhluk yang khilaf dari penggunaan anggota tubuh dan panca indera (sebagaimana permohonan digugurkannya dosa-dosa dari anggota wudhu). Coba kita perhatikan kalimat permohonan ampun dari Nabi Adam as sebagaimana terdapat dalam QS. 7: 23: yang berbunyi: "Wahai Pemelihara kami, sesungguhnya kami telah berbuat dhalim terhadap diri-diri kami. Jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami, sungguh kami termasuk golongan orang-orang yang rugi." Coba kita cermati redaksi dari doa di atas, sebelum ke permohonan pengampunan dosa Nabi Adam sudah mengawali dengan pengakuan terhadap kesalahan diri sendiri sebagaimana adanya kemiripan dengan doa yang terdapat dalam QS. Ibrahim/ 14: 41.
Mendoakan kebaikan pada orang lain adalah perintah agama sebagaimana Rasulullah Saw biasa mendoakan sahabat-sahabatnya. Apa pentingnya mendoakan orang lain? Dalam sebuah riwayat disebutkan kala seseorang mendoakan orang lain, maka malaikat yang berada disekitarnya menyatakan: "Tidaklah seorang muslim mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya itu kecuali malaikat berkata, 'Dan untuk kamu juga seperti itu.' (HR Muslim). Kedua, doa yang dipanjatkan adalah permohonan ampun untuk kedua orang tua. Setiap anak pasti memiliki kedua orang tua. Kekuasaan Allah SWT bisa melebihi semua perkiraan manusia seperti halnya proses kelahiran Nabi Adam as dan Nabi Isa as. Orang tua adalah pintu surga bagi setiap anak. Tidak hanya kala keduanya masih hidup, ketika orang tuanya sudah meninggal sekalipun bakti anak harus tetap berlanjut diantaranya dengan bersadaqah untuk kedua orang tuanya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, disebutkan seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, ibuku sudah meninggal, apakah ia mendapatkan pahala jika aku bersadakah atas nama beliau?” Nabi SAW menjawab, “Ya”. Inilah pentingnya mengapa kita perlu mendoakan kedua orang tua. Sangat banyak dan mudah menemukan dalil tentang posisi ini. Ketiga adalah mendoakan kaum muslimin-muslimat dan mukminin mukminat (laki-laki dan perempuan). Mendoakan orang-orang beriman menunjukkan adanya tautan kasih sayang bukankah orang beriman satu dengan lainnya adalah ibarat satu bangunan yang harus saling menguatkan dan mengukuhkan. Bahkan doa untuk kaum muslimin ini menjadi bagian urgen dalam pelaksanaan sholat Jumat.

Komentar

Postingan Populer