Keutamaan Duduk di Majlis Ilmu

Oleh: Sholihin Hz* Setiap aktifitas kita akan dimintai pertanggung jawabannya dihadapan Allah SWT. Apakah ia amal baik atau buruk, apakah sudah terlaksana atau belum, apakah sendiri atau berjamaah maka semuanya akan ditanyakan oleh Allah SWT. Namun yakinlah bahwa Kasih Sayang Allah lebih mengemuka daripada amarahnya, Murah dan rahmat Allah diatas kemurkaanNya. Dalam buku "Nasehat-nasehat Pilihan Jalan Menuju Akhirat" karya Ali Hasan Baharun (2014: 288) disebutkan pada sebagian perkataannya tabiin, bahwasanya Allah SWT saat menghisab amal seorang hamba ternyata keburukannya lebih banyak dari pada kebaikannya. Melihat timbangan keburukannya lebih berat dari pada kebaikannya maka ia divonis dimasukkan ke dalam neraka. Allah SWT seketika memerintahkan malaikat Jibril as, "Wahai Jibril, tanyakan kepada dia apakah dia pernah duduk di majlis ilmu (dengan orang 'alim) didunia sehingga Aku mengampuninya dengan syafaat orang 'alim itu?" Maka Jibril bertanya kepada orang tersebut dan dia menjawab: "Saya tidak pernah duduk dengan orang 'alim", lalu Jibril berkata: "Wahai Tuhanku, Engkau lebih mengetahui keadaan hambaMU", Allah SWT bertanya lagi, "Apakah dia mencintai orang 'alim?" Orang itu menjawab, "tidak". Lalu Allah SWT bertanya lagi, "apakah dia pernah duduk makan bersama orang 'alim?" Maka Jibril bertanya kepadanya dan dia berkata tidak. Lantas Allah SWT bertanya: "Wahai Jibril, tanyalah dia tentang nama dan nasabnya jika namanya sama dengan seorang 'alim maka dia diampuni?" Jibrilpun bertanya kepadanya dan ternyata tidak sama. Lalu Allah SWT berkata kepada Jibrilpun, "ambillah dia dan masukan ke dalam surga sesungguhnya dia mencintai seorang yang orang itu mencintai orang 'alim, maka dia diampuni dengan berkat orang yang mencintai orang 'alim tersebut ". Mencintai orang 'alim dengan hadir dimajlis ilmu mereka termasuk orang yang didoakan oleh malaikat. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud bahwa orang yang menuntut ilmu maka malaikat ikut mendoakan orang tersebut sebagai bentuk sukacita atas aktifitasnya. Tidak hanya itu, ikan yang dilaut ikut mendoakan mereka dan memohonkan ampun. Itulah keutamaan orang yang hadir di majlis ilmu, senang dengan orang yang berilmu meskipun dalam bentuk dengan mencintai orang yang mencintai orang yang berilmu. Banyak pembelajaran yang bisa kita renungkan dan menjadi bekal kita saat kita bergaul dengan ahli ilmu dan saat di majlis ilmu, diantaranya majlis ilmu mengajarkan kita untuk duduk berlapang dalam majlis dengan memberi keleluasaan pada orang yang baru tiba. Berikutnya adalah melatih sikap tawadhu dan rendah hati karena posisinya bukan sebagai pemberi ilmu tapi sebagai penerima ilmu. Tidak semua orang bisa menempatkan diri sebagai murid apalagi track record pembicara sudah diketahui hal ihwalnya. Pelajaran lainnya adalah belajar untuk menjadi pendengar karena umumnya manusia adalah makhluk yang ingin didengar dan sedikit malas untuk mendengar orang lain. Dalam majlis ilmu juga kita diajarkan untuk menjadikannya sebagai media menambah pengetahuan yang bisa saja pertanyaan orang lain adalah pertanyaan yang sama dan jika tidak sama tetap akan ada pencerahan di dalamnya. Imam Yahya bin Mu’adz ar Razi Rahimahullah pernah berkata: “Ilmu adalah petunjuk amal maka tidak akan ditemukan suatu amal tanpa ilmu. Pemahaman adalah penampung ilmu.” Hadirnya dimajlis ilmu adalah diantara media dan sarana untuk terjadinya perubahan sikap. Bukankah perubahan sikap selalu berawal dari perubahan cara berpikir. Pentingnya bergaul dengan orang 'alim adalah sebagai tips dalam rangka menjaga keluhuran akhlak dan perangai kita, dalam istilah lain disebutkan dengan bergaul dengan orang orang saleh atau shuhbatush sholihin.** Ketua PC. Pergunu Kota Pontianak & Sekum PW IPIM Kalimantan Barat

Komentar

Postingan Populer