Ku Ingin, Semua Pintu Surga Memanggilku
Oleh Sholihin H.Z. (Guru MAN 2 Pontianak)
Siapapun pasti menginginkan surga. Surga yang digambarkan dengan penuh kenikmatan, kenikmatan melebihi dari apa pernah didengar oleh telinga, yang melebihi apa yang pernah terlintas dipikiran, kenikmatan yang belum pernah terlihat oleh mata. Al-Quran menggambarkan penghuni surga dengan wajahnya yang berseri-seri, ditempatkan pada surga yang tinggi dan mulia, dan diberikan fasilitas kenikmatan lainnya (QS. 88: 8-16).
Ditempatkannya hamba-Nya ke dalam surga semata karena rahmat Allah SWT, bersyukur atas nikmat-Nya akan menyebabkan munculnya rahmat-rahmat Allah SWT lainnya. Sebagai indikator keberimanan makhluk-Nya maka Allah SWT memberikan dorongan dan motivasi untuk beramal supaya ia mampu memberikan manfaat dan nilai plus bagi makhluk lainnya. Keberimanan tersebut diwujudkan dengan mendirikan sholat, berinfaq dalam keadaan lapang maupun sempit, peduli sesama, sabar menerima musibah, mampu mengendalikan nafsu (amarah) dan sebagainya. Bagi mereka yang demikian, Allah SWT berikan posisi yang mulia yang bisa saja kemuliaan itu Allah SWT berikan saat ia masih dunia lebih-lebih ketika di akhirat. Di dunia ia ditempatkan pada tempat yang mulia (maqomam mahmuda), di akhirat ia ditempatkan pada barisan yang mulia pula, barisan para nabi, orang-orang benar, syuhada dan orang-orang shaleh.
Gambaran kenikmatan di atas harus menjadi target kita, akhir kehidupan menuju kematian ditandai dengan husnul khatimah. Inilah yang menjadi doa nabi Yusuf as yang termaktub dalam QS. Yusuf/12: 101 yang memohon kepada Allah SWT agar diwafatkan sebagai orang-orang yang menyerahkan diri (muslim) dan dikumpulkan bersama-sama orang shaleh (watawaffani muslimaw wa alhiqni bish sholihin).
Sebuah hadits diriwayatkan oleh al-Bukhari mengutip hadits Rasulullah SAW yang di dalamnya terdapat dialog antara Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar Shiddiq. Disebutkan “Barang siapa yang menafkahi isteri-isterinya dengan niat karena Allah maka dia akan dipanggil dari beberapa pintu surga. Barang siapa yang termasuk ahli sholat, maka dia dipanggil dari pintu sholat, siapa yang ahli jihad maka yang dipanggil dari pintu jihad, siapa yang ahli shadaqah maka dia dipanggil melalui pintu shadaqah, siapa yang ahli puasa maka dia dipanggil melalui pintu puasa, Rayyan …”
Saat itu Abu Bakar bertanya, “Ya Rasulullah, apakah ada orang yang dipanggil oleh semua pintu surga untuk memasuki pintunya?” “Ada ya Abu Bakar, dan aku mendoakan engkau adalah satu diantara orang yang akan dipanggil dari pintu-pintu surga itu”.
Alangkah senangnya jika dengan izin Allah SWT kita dipanggil oleh setiap pintu karena banyak amal shaleh yang dilakukan. Amal yang shaleh yang bagaimana yang menjadi ukurannya? Amal shaleh yang ahsanu amalan (QS. Al-Mulk/67: 2). Bukan sekedar banyaknya, tapi sejauh mana kualitas dari ibadah yang dilakukan. Harapan kita tentunya yang banyak dan semuanya berkualitas. Disinilah pesan yang dapat diambil yakni jangan pernah berhenti beramal karena kita tidak tahu dari amal mana yang diterima Allah SWT. Karena kita tidak tahu amal mana yang diterima Allah maka kita selalu dianjurkan untuk beramal dan beramal. Dan mereka yang beramal karena Allah, kualitas mereka disebut al-Quran sebagai khairul bariyyah (sebaik-baik makhluk).
Pertanyaan introspeksi kita adalah, bagaimana jika tidak ada surga yang memanggil kita untuk memasuki pintunya? Itu menunjukkan kita tidak memiliki amal andalan. Mumpung masih di dunia, cari, kerjakan dan istiqamahkan lillahi ta’ala, Insya Allah akan ada pintu surga yang memanggil kita. Semoga***
Komentar
Posting Komentar