Sabar dan Syukur, Dua Sisi Saling Menguatkan
Rasulullah SAW pernah menyebutkan: sungguh hebat orang beriman, jika ia mendapat nikmat ia bersyukur dan jika ia mendapat musibah ia bersabar. Syukur dan sabar adalah kebaikan. Keduanya mendapati kedudukan yang mulia sebagaimana dapat ditemukan dalam al Quran (Qs. 2: 155 & Qs. 14: 7).
Mengapa keduanya mulia? Keduanya inilah yang senantiasa menghampiri kita. Musibah dengan berbagai bentuknya pasti pernah menimpa kita, nikmat tiada henti kita terima. Jika demikian halnya maka dua sayap kebaikan ini harus selalu ada disaku kita, harus ada didompet kita dan tertanam dalam hati kita.
Empat hal selalu ada pada kita. 1. Kita pasti pernah berbuat salah, maka istighfar dan taubat adalah solusinya; 2. Kita pasti pernah berbuat baik, maka ikhlas adalah puncaknya; 3. Kita pasti selalu mendapat nikmat maka ikatlah dengan rasa syukur dan; 4. Kita pasti pernah mendapat musibah maka layanilah dengan sabar.
Syukur perlu disadari lebih dalam dengan meyakini bahwa syukur kita bukan terbatas pada materi tapi bersyukur bahwa Zat Maha Pemberi masih memberi kita nikmat. Efeknya adalah kita tidak memandang besar kecilnya syukur tapi lebih kepada Zat Pemberi nikmat.
Sabar harus dilihat sebagai media untuk mengakui kelemahan kita, bahwa dalam hidup tidak semuanya hajat dan keinginan kita harus terpenuh, harus ada seketika itu juga. Sabar menjalani kesusahan, sabar menunggu pekerjaan dan sabar menerima ujian adalah media spiritual agar kita tidak putus asa. 📖
Komentar
Posting Komentar