Jadilah Ibu yang Terbaik
Sholihin H. Z**
(Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Kalimantan Barat)
Sebuah buku terbitan 2017 dengan sub tema didalamnya yakni "Investasi Ibu terhadap Anak 75 Persen" menggugah penulis untuk menelisik lebih jauh tentang sejauh mana kebenaran sub tema di atas. Tulisan ini setidaknya memperkaya wawasan kita bahwa sabda Rasulullah Saw terkait pertanyaan seseorang yang diajukan kepada Rasulullah tentang siapakah orang yang harus dia baktikan dirinya. Rasulullah Saw menjawab, "ibumu, ibumu dan ibumu baru ayahmu", demikian hadits yang cukup populer.
Buku di atas menyebutkan adanya penelitian biologi molekuler terbaru yang menemukan bahwa seorang ibu mewariskan 75% unsur genetikanya kepada anak, sedangkan bapak hanya 25%. Oleh karena itu, sifat baik, kecerdasan, dan kesalehan seorang anak sangat ditentukan oleh sifat baik, kecerdasan dan kesalehan ibunya. Apa yang disabdakan Rasulullah SAW, ternyata memiliki kesesuaian dengan fakta ini. Ketika seorang sahabat bertanya mana yang harus diprioritaskan seorang anak, apakah ibunya atau ayahnya.
Teori terdahulu menyebutkan karakteristik dan sifat-sifat bawaan seorang anak diwariskan dari ibu dan bapaknya dalam proporsi 50:50. Artinya, ayah dan ibu memberikan sumbangan yang banding dan setara dalam diri seorang anak. Seorang ibu bertanya kepada seorang 'alim. Apa amalan yang dapat mengantarkan keturunan menjadi orang yang baik? Sang 'alim balik bertanya, "berapa usia kandunganmu?" Sang ibu menjawab sudah 5 bulan. "Engkau terlambat, usaha untuk mendapatkan anak shaleh harus dimulai sejak engkau memilih suami", inilah jawaban seutuhnya yang juga harus menjadi perhatian kita.
Menginginkan anak yang saleh, anak yang berbakti tidak sekedar kala anak itu sudah lahir yang kemudian diberikan pendidikan berkualitas, sekolah bonafit dan guru berstrata akademik tinggi. Menghadirkan sosok perempuan sebagai calon ibu harus sudah menjadi pertimbangan selektif.
Dalam penjelasannya, buku ini menyebutkan bahwa di dalam sel-sel manusia terdapat sebuah organel yang memiliki fungsi sangat strategis, namanya mitokondria. Organel berbentuk bulat lonjong ini berongga, selaputnya terdiri atas dua lapis membran. Membran dalam ber- tonjolan ke dalam rongga (matriks) dan mengandung banyak enzim pernapasan. Tugas utama mitokondria adalah memproduksi bahan kimia tubuh bernama ATP (adenosin triphosphat). Energi yang dihasilkan dari reaksi ATP inilah yang kemudian menjadi sumber energi bagi manusia.
Mitokondria bersifat semiotonom karena 40% kebutuhan protein dan enzim dihasilkan sendiri oleh gennya. Mitokondria adalah salah satu bagian sel yang memiliki DNA sendiri, selebihnya dihasilkan gen di inti sel. Sekali lagi, dan ini sangat menarik, mitokondria hanya diwariskan oleh ibu, tidak oleh bapak. Mengapa? Karena mitokondria berasal dari sel telur bukan dari sel sperma. Itulah sebabnya, investasi seorang ibu dalam diri anak mencapai 75%.
Seorang ibu adalah sosok yang Allah lebihkan pada aspek rasa dan sayangnya. Hanya dengan dua tangan ia mampu menyelesaikan pekerjaan 3 atau 4 aktifitas dalam satu waktu. Pertalian fisik dan psikisnya mampu membuat jaringan koneksi dengan putera puterinya. Koneksi atau hubungan ini sudah terjalin lama sejak kita masih dalam kandungan. Allah SWT menyatakan kondisi ibu hamil keadaannya adalah wahnan 'ala wahnin atau lemah bertambah lemah. Kenyataan ini menjadikan sosok ibu adalah peran yang tak tergantikan dan tidak bisa digantikan.
Ibu yang terbaik tidak muncul dengan sendirinya, ia adalah sosok yang lahir dari iringan doa dan upaya bahkan sejak mengenal lawan jenisnya. Menjadi ibu yang harus dikondisikan. Ayah selaku kepala keluarga perlu mendorong terciptanya suasana ini bukankah keluarga idaman adalah sebuah proses yang mesti dijalani oleh anggota keluarga secara keseluruhan.
Menjadi ibu yang terbaik dapat dilakoni dengan meneladani perempuan perempuan mulia sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur'an dan kisah keteladanan perempuan mulia. Khadijah Al Kubra, Fatimah az Zahra, Aisyah r.ha, Asiyah (isteri Fir'aun), ibundanya Nabi Musa, Siti Maryam adalah diantara perempuan mulia yang senantiasa menjadi uswah bagi seorang perempuan.**
Komentar
Posting Komentar