Nabi Ayyub as dengan Penyakitnya
Nabi Ayyub AS merupakan utusan Allah SWT yang menjadi tauladan kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup. Seluruh harta kekayaannya diambil oleh Allah SWT termasuk keturunannya. Kisah nabi Ayyub AS diceritakan dalam Qs. Al-Anbiya dan juga Qs. Shad.
Dikisahkan bahwa Nabi Ayyub AS mendapatkan ujian dari Allah SWT berupa sakit kulit. Beberapa riwayat mengatakan sakit yang diderita Nabi Ayyub AS semacam penyakit kusta. Beberapa riwayat lain mengatakan penyakit itu menular. Hingga banyak orang yang menjauhinya.
Allah berfirman dalam Q.S Al-Anbiya ayat 83: "Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang".
Pelajaran apa yang dapat diambil dari kisah singkat Nabi Ayyub as di atas?
a. Nabi Ayyub as kala sakit, ia mengadu kepada Tuhannya. Ini mengajarkan kepada kita bahwa musibah (sakit) apapun bentuknya adalah kehendak Allah SWT yang harus cerdas kita sikapi sebagai bentuk ujian dari-Nya. Sebabnya? Bisa kesalahan manusia tetapi hakikatnya adalah datangnya dari Allah SWT, tujuannya? Agar kita sabar, agar kita merenungkan pentingnya kesehatan, agar kita memahami arti hidup. Karena hakikatnya, maka mengadu dan mengeluhlah kepada Allah SWT.
b. Karena semua atas kehendak Allah, Nabi Ayyub as tidak mengeluh dengan mohon kesembuhan dan menyebutkan jenis penyakitnya. Mengapa? Bisa saja baik menurut perkiraan kita tetapi sesungguhnya kurang baik dalam pandangan Allah SWT, demikian juga sebaliknya yang mungkin perkiraan kita kurang baik tetapi dibalik itu banyak kebaikan atas kehendak Allah. Lagi-lagi, sabar dan syukur adalah dua kata kunci bagi orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya.
c. Teks terakhir pada ayat di atas mengajarkan selalu bersikap husnuzh zhan kepada Allah. Kala ditimpa musibah (sakit), dan menyampaikan keadaannya lantas Nabi Ayyub as tetap memuliakan-Nya dengan Engkau Tuhan yang Maha Penyayang. Artinya apa? Sakit adalah bentuk tanda sayang Allah SWT untuk mengangkat derajat hamba-Nya dan untuk menghapus dosa-dosanya sepanjang diterimanya dengan sabar dan ridha. Jika tidak ridha justru akan berpikiran negatif dengan Sang Pencipta kita. Maka ber-HUSNUZH ZHAN lah pada Allah dan jangan SU’UZH ZHAN. 📖
Komentar
Posting Komentar