Memahami Al Quran sebagai Petunjuk
oleh Sholihin Hz*
(Sekretaris PW Ittihad Persaudaraan Imam Masjid [IPIM] Kalimantan Barat)
Sangat mudah menemukan maksud dan tujuan diturunkannya Al Quran kepada manusia. Diantara firman Allah yang menyatakan hal di atas terdapat dalam QS. Al Baqarah/ 2: 185 dan QS. Ibrahim/ 14: 2. Dua ayat ini secara gamblang menyebutkan apa yang menjadi misi Al Quran diturunkan dan bagaimana seharus sikap manusia. Firman Allah SWT yang terdapat dalam Al Baqarah/ 2: 185 menyebutkan bahwa tujuan Al Quran adalah hudallinnas wa bayyinatin minal huda wal furqan (sebagai petunjuk, menjelaskan petunjuk itu dan pembeda).
Petunjuk atau huda adalah ibarat pedoman seseorang saat menuju tempat yang belum pernah dikunjungi, petunjuk sangat diperlukan agar tidak tersesat dan terbelok ke simpang lain. Google map atau juknis (petunjuk teknis) menjadi syarat terselenggaranya satu kegiatan tanpa ada yang keliru dan melanggar ketentuannya. Siapapun yang membeli kendaraan baru, pasti ada buku petunjuknya, siapapun yang akan menuju tempat yang asing pasti perlu pedoman (kompas) agar sampai tempat tujuan. Al Quran sebagai huda akan memiliki nilai dan urgen jika unsur-unsur berikut terpenuhi. Pertama, petunjuk adalah rambu. Rambu lalu lintas baru akan berfungsi jika pengguna jalan tahu arti rambu itu. Ada rambu dengan huruf "P" yang disilang berarti dilarang parkir, rambu dengan lingkaran putus putus berarti kawasan bundaran, atau rambu dengan gambar kubah masjid berarti beberapa meter lagi ada masjid. Rambu itu akan sangat membantu jika orang yang membacanya adalah orang yang tahu arti rambu.
Demikian juga halnya dengan Al Quran, ia baru akan memiliki arti dan sebagai petunjuk jika yang membacanya tahu arti bacaan itu apalagi sekarang tidak ada alasan lagi untuk tidak bisa mengetahui arti ayat dimaksud karena mudahnya mencari terjemahan Al Quran. Firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah/2: 261 misalnya larangan merusak pahala sedekah dengan mengungkit dan menyakiti perasaan si penerima atau larangan mengkonsumsi khamar, larangan berjudi, mengundi nasib dan sebagainya. Memahami Al Quran dapat diketahui dengan membaca arti dari maksud ayat tersebut. Jadi, cara pertama memahami rambu adalah mengerti arti rambu dan pedoman (Al Quran) itu sendiri.
Penjelasan di atas bermakna juga bahwa sebagus apapun rambu rambu itu, sebagus apapun bahan bakunya jika yang membacanya tidak bisa memahami dan mengerti maka rambu itu tidak akan bernilai apapun. Rambu akan menjadi petunjuk jika yang membacanya faham dengan arti rambu itu sendiri.
Kedua, rambu-rambu atau petunjuk itu hanya akan sia-sia dan tidak berguna jika ada orang yang meskipun tahu arti dan makna rambu tapi pura pura tidak tahu. Ada rambu dilarang parkir namun ia tetap memarkir kendaraannya sementara ia tahu arti rambu untuk tidak memarkir kendaraan apapun di area itu maka rambu itu juga tidak berefek guna baginya. Jadi rambu akan bernilai jika ada orang yang tahu arti rambu dan mengikuti petunjuk rambu itu sendiri. Demikian juga dengan Al Quran, pedoman ini akan berfungsi jika orang tahu arti rambu dan ikuti apa yang dimaksud oleh rambu rambu itu.
Berikutnya adalah firman Allah SWT yang terdapat dalam QS. Ibrahim/ 14: 2 disebutkan bahwa Al Quran membawa misi keselamatan untuk manusia dari tidak mengenal Tuhannya menjadi kenal Allah SWT, dari biadab menjadi beradab, dari perbuatan yang tidak terarah menjadi aktifitas yang bernilai ibadah dan sebagainya. Al Quran sebagai kitab yang membawa misi untuk mengeluarkan manusia dari suasana hidup yang gelap, tidak mengenal tuhan dan tidak mengenal etika menjadi manusia yang ‘terang benderang’ yang tahu siapa tuhannya, siapa dirinya dan kemana akhir perjalanannya.
Misi inilah yang sesungguhnya sejak dulu sudah dibawa oleh para nabi dan rasul. Menyelamatkan hidup manusia dari menuhankan materi menjadi menyembah Allah SWT. Keselamatan yang dibawa oleh al Quran membimbing manusia agar tahu apa yang harus disiapkan, bagaimana rute perjalanannya dan kemana ia akan menghadap. Bulan Ramadan adalah bulan al Quran. Mari memahami al Quran sehingga kita menjadi bagian dari orang yang kelak akan mendapatkan syafaatnya.**
Komentar
Posting Komentar