Mengapa Kita Dilarang Oleh Agama, Fakta dan Tinjauan Ilmiah (3/Terakhir)
Larangan tentang Anjing
Sains modern mengungkapkan bahwa
anjing mengandung lebih dari 36 jenis bakteri dan seluruhnya berbahaya bagi
manusia. Dalam tubuh anjing terdapat parasit yang disebut dengan echinococcus
granulosus. Parasit ini berkembang biak dalam ususnya. Biasanya larva dan
telur parasit tersebut bercampur dengan kotoran untuk kemudian dikeluarkannya.
Mencuci Wadah Terkena Jilatan Anjing
Dalam sebuah tulisan berjudul li
al-shihhah al-‘amah (kesehatan umum) diungkapkan wadah yang terkena jilatan
anjing adalah bahwa virus anjing berukuran kecil. Tetapi semakin kecil ukuran
virus, virus yang menempel pada wadah semakin kuat. Sementara itu, liur anjing
yang mengandung virus berbentuk pita liur yang mencair. Peran tanah dalam hal
ini adalah menyerap mikroba dan membersihkan permukaan wadah. Terbukti secara
ilmiah bahwa tanah mengandung zat yang mematikan bagi bakteri. Zat dimaksud
adalah tetraciklin dan tetralit yang ampuh membunuh kuman.
Tanah merupakan faktor penting
penghilang telur-telur kuman. Selain itu, molekul-molekul tanah mampu menyerap
telur-telur kuman tersebut, sehingga mempermudah hilangnya seluruh kuman yang
ada. Mengapa harus tanah? Sebab tanah menarik liur dan virus-virus yang melekat
pada wadah daripada air atau gosokan tangan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
tekanan antara air liur anjing yang bersifat cair dengan molekul-molekul tanah
yang bersifat padat.
Menyembelih, Sebutlah Nama Allah
Sekelompok peneliti senior dan
guru besar universitas di Suriah berhasil menemukan fakta imiah bahwa ada
perbedaan besar antara bakteri yang ada dalam daging hewan yang disembelih
dibacakan takbir dan daging hewan yang tidak
dibacakan takbir. Bacaan dimaksud adalah Bismillaah Allaahu Akbar. Satu tim penelitian yang terdiri dari 30
profesor dengan spesialisasi yang berbeda di bidang laboratorium kedokteran,
bakteri, virus, ilmu pangan, kesehatan, daging, patologi bedah, kesehatan
hewan, penyakit pencernaan, dan organ pencernaan, melakukan uji laboratorium
terhadap bedah dan bakteri selama tiga tahun. Tujuannya untuk mengkaji
perbedaan antara daging hewan yang dibacakan nama Allah saat disembelih dan
daging yang tidak dibacakan nama Allah.
Hasil penelitian disampaikan oleh
Dr. Khalid Halawah bahwa jaringan daging hewan yang disembelih tanpa menyebut
nama Allah dan takbir penuh dengan bakteri dan sumbatan darah. Sedangkan daging
yang saat disembelih dibacakan nama Allah dan takbir betul-betul bebas dan
steril dari bakteri dan jaringan dagingnya tidak mengandung darah.
Hewan yang dipotong tanpa
menyebut nama Allah, darahnya akan mengendap dalam daging sehingga tidak steril
dari mikroba dan bakteri, demikian Prof. Muhammad Amin Syaikhu dalam studi
al-Qurannya.
Mengenai teknik penelitian yang
dilakukan, Dr. Nabil al-Syarif sekaligus Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Damaskus menjelaskan bahwa penelitian itu
dilakukan pada daging sapi muda, domba dan unggas yang telah dipotong
dengan dan tanpa membaca basmalah. Kemudian daging itu direndam selama satu jam
dalam cairan dettol berkadar 10 %. Setelah itu dicampurkan ke dalamnya cairan
tioglikolat. Setelah 24 jam berada dalam ruangan kering dengan suhu 37 derajat,
daging dipindahkan ke tempat lain lalu dibiarkan selama 48 jam. Hasilnya?
Daging hewan yang dibacakan takbir pada saat disembelih tampak cerah dan
terang. Sementara daging yang tidak dibacakan takbir saat disembelih terlihat
merah gelap cenderung kebiruan. Selain
itu, daging yang dibacakan takbir sama sekali tidak terlihat ada bakteri yang
tumbuh dan keberadaannya di tengah zat tioglikolat terlihat bersih dan jernih.
Sebaliknya, daging yang tidak dibacakan takbir terlihat sangat keruh. Ini
artinya, di dalamnya banyak bakteri yang berkembang.
Demikianlah, ilmu pengetahuan
dan para ilmuwan menyajikan kebesaran Allah lewat hasil ciptan-Nya.
Keterbatasan nalar, akal pikiran bahkan iman kita yang kadang membuat kita
menafikan hasil ciptaan-Nya.
Renungan akhir tulisan ini,
mari kita simak firman Allah dalam Qs. al-Jatsiyah/45: 1-6)
Hā Mim.
Kitab (ini)
diturunkan dari Allah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
Sungguh, pada langit
dan bumi benar-benar terdapat tanda- tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang
Mukmin.
Dan pada penciptaan
dirimu dan pada makhluk bergerak yang bernyawa yang bertebaran (di bumi)
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) untuk kaum yang meyakini,
dan pada pergantian
malam dan siang, dan hujan yang Diturunkan Allah dari langit, lalu dengan (air
hujan) itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering); dan pada perkisaran angin
terdapat pula tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengerti.
Itulah ayat-ayat
Allah yang Kami bacakan kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan mana
lagi mereka akan beriman setelah Allah dan ayat-ayat-Nya.**
Komentar
Posting Komentar