Saudaraku, Bersyukurlah
(Renungan Jumat)
Allah SWT memaklumkan dalam
kitab-Nya yang mulia, QS. Ibrahim/14: 7 bahwa mereka yang bersyukur atas
nikmat-Nya akan mendapatkan tambahan nikmatnya –adakah kita yang luput dari
nikmat Allah?- sementara mereka yang menutup bahkan mengingkari nikmat Allah,
IA sediakan azab yang pedih dan sangat menyakitkan.
Saudaraku, mengapa kita harus
bersyukur?
Ketika kita baru lahir, Allah
sediakan orang-orang yang menyayangi kita sepenuh hati sehingga kala tidur,
praktis 24 jam kita dijaga dan ditunggu. Seekor nyamukpun tidak boleh hinggap
ditubuh kita.
KETIKA beranjak anak-anak, Allah
berikan kondisi kita yang menyenangkan, enak dilihat dengan kondisinya yang
sedang belajar bicara, belajar berjalan, dikenalkan dengan sekeliling. Kala
itu, kita menjadi pusat perhatian.
KETIKA menuju remaja, Allah
berikan orang-orang yang mencoba memahami sikapmu, pergaulan sudah semakin
jauh, tetapi Allah masih berikan orang-orang disekitarmu untuk senantiasa
mengingatkanmu. Mengingatkan dengan nasihat adalah bentuk peduli Allah kepada
makhluknya dengan perantaraan makhluk-Nya pula.
KETIKA engkau memasuki
pendidikan atas, harapanmu tercapai karena engkau bisa masuk sekolah favorit,
sekolah bermutu, sekolah dengan bayaran mahal. Lihat di sekitarmu, ada temanmu
atau bahkan orang yang tidak engkau kenal, mereka sangat berharap bisa memasuki
sekolah sepertimu, tetapi hasrat dan impian mereka tidak tercapai. Karenanya,
syukuri nikmat ini.
KETIKA engkau memasuki dunia
perguruan tinggi, engkau masuk dengan mudah, engkau bisa merasakan duduk di
bangku kuliah sehingga engkau digelar mahasiswa, betapa banyak mereka yang
ingin di perguruan tinggi yang sama namun lagi-lagi impian mereka tidak
terwujud. Karenanya, syukuri nikmat ini.
Ketika selesai pendidikan
tinggimu, nikmat Allah masih terus engkau rasakan, engkau mendapatkan profesi
yang menjadi dambaanmu, yang setiap orang ingin sepertimu, tetapi keberuntungan
ada padamu, kedudukanmu dihormati, posisimu dihargai, bicaramu didengar.
Pekerjaanmu telah mengantarkanmu sebagaimana yang engkau harapkan. Karenanya,
syukuri nikmat ini.
KETIKA posisi dan jabatanmu
sudah jelas, Allah tidak ingin engkau berlama-lama sendiri, IA siapkan
pendamping hidupmu, IA temukan engkau dengan seseorang yang membuatmu terasa
lengkap menjalani kehidupanmu. IA jodohkan engkau dengan seorang perempuan yang
mencintaimu dan dengannya engkau bentuk sebuah keluarga. Karenanya, syukuri
nikmat ini.
KETIKA engkau telah memiliki
pasangan hidup, nikmat Allah terus mengalir padamu, sepinya keluarga kecil
dihingar-bingarkan dengan kehadiran sosok manusia kecil, yang menghibur dikala
letih, yang menyenangkan kala dilihat dan yang membuat tertawa ketika belajar
bicara. Allah titipkan amanahnya dirahim isterimu. Ketika tidak semua manusia
diberikan fasilitas ini sementara engkau seakan berjalan lagi-lagi sesuai
harapanmu, disitulah engkau WAJIB BERSYUKUR.
KETIKA kondisimu sudah “sesuai
dengan harapanmu”, terus IA berikan nikmat-Nya padamu, engkau dimudahkan
memiliki berbagai fasilitas, mobil, rumah mewah, anak-anak disekolahkan di
sekolah bonafit, pasangan hidupmu selaras denganmu, jabatanmu pada posisi
terhormat. Semua adalah nikmat Allah. Dengan fasilitas ini, tidak ada kata
lain, ENGKAU WAJIB BERSYUKUR.
SYUKUR adalah MENGGUNAKAN
TITIPAN ALLAH SEMESTINYA. Sederhananya adalah ketika engkau diberikan satu
helai kain, lantas engkau gunakan untuk sholat, engkau gunakan untuk menghadiri
majlis ilmu, disitulah engkau memaknai syukur. Tetapi jika engkau gunakan
sebaliknya hanya untuk membersihkan mobil mewahmu, kain yang semestinya untuk
ibadah engkau gunakan untuk alas kakimu. Itu bermakna engkau tidak bersyukur.
Syukur bermakna gunakan pemberiannya sebagaimana keinginan si Pemberi. Si
Pemberi itu ialah tuhanku, tuhanmu dan
tuhan kita semua, ALLAH SWT. (Shol_HZ, Blok G.30)
Komentar
Posting Komentar