Dimana Letak Mahalnya Manusia?
Dimana
Letak “Mahalnya” Manusia?
Dimuat di Harian Pontianak Post Edisi 12 Juni 2015
Sebuah ilustrasi yang
bijak tentang arti kelebihan dalam kaitannya dengan nilai suatu benda diuraikan
sebagai berikut: Dimana letak mahalnya seekor kuda? Tentu jawabannya adalah
jika kuda itu bisa berlari laju, tenaganya kuat dan memiliki bulu yang bagus.
Dimana letak mahalnya seekor burung? Sederhananya adalah jika ia mampu berkicau
dengan sangat merdu dan indah. Dimana letak mahalnya sebuah mobil? Jika ia
dapat berpacu dengan sangat laju, dengan bentuknya yang bagus dan asesoris yang
menarik. Lantas, dimana letak mahalnya seorang manusia? Salah satu jawabannya
adalah sejauh mana ia bermanfaat bagi orang lain. Semakin bermanfaat ia bagi
orang lain, maka akan semakin tinggi nilainya. Semakin tidak berguna ia, maka
keberadaannya pun dianggap tiada, sebagaimana ungkapan wujuduhu ka adamihi (adanya
sama dengan ketiadaannya).
Yang perlu untuk
digaris bawahi adalah, meskipun seseorang itu ada ternyata ke-ada-annya tidak
serta merta menunjukkan bahwa ia “berada”, jadi yang membedakan seseorang
dengan lainnya adalah sejauh mana mampu memberikan warna, menorehkan tinta dan
menjadi mercusuar di sekelilingnya.
Potensi untuk menjadi
manusia yang bermanfaat sebenarnya telah ada pada siapapun. Dalam Islam disebutkan
bahwa manusia memiliki potensi baik dan buruk, potensi untuk berfikir positif
atau negatif, sebagaimana disebutkan dalam QS. Asy-Syams/91:8 yang artinya “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketakwaannya.” Sejauh
mana dua hal ini berpengaruh terhadap seseorang, maka lingkunganlah yang
memainkan perannya. Tetapi menariknya, kalimat ini disertai dengan kalimat
pengunci yakni “ ... beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu”(ayat 9).
Demikian juga sebaliknya .“... merugilah orang yang mengotorinya” (ayat 10).
Tentang
hal ini, Adam Khoo dan Stuart Tan (2013: 2) dalam bukunya Master
Your Mind Design Your Destiny menyebutkan bahwa setiap kita saat dilahirkan
memiliki sumber daya paling kuat dan berpengaruh yaitu otak dan tubuh. Jika
otak dan tubuh digunakan dan dijalankan secara efektif, sumber daya
internal ini akan memungkinkan munculnya
suplemen sumber daya fisik eksternal yang dibutuhkan untuk meraih tujuan.
Sering kita dengan
ucapan berikut, saya tidak bisa maksimal karena saya tidak punya uang, saya tidak
bisa sepenuhnya karena tidak punya fasilitas, atau dari segi kepribadian keluar
ucapan saya tidak berani berbicara dihadapan orang ramai karena saya tidak
percaya diri, saya tidak mau bertindak karena saya tidak punya dukungan dan
sebagainya. Tapi ketahuilah, bahwa ungkapan-ungkapan di atas hakikatnya adalah
ungkapan yang membuat diri kita menjadi terpenjara, kita tidak ingin
“keluar” untuk menjadi orang yang sukses
seperti halnya orang lain. Dengan waktu 24 jam, dengan potensi sumber daya
internal yang ada, mengapa memunculkan output yang berbeda? Sementara
menurut Adam Khoo dan Stuart Tan (hal. 4) bahwa setiap kita lahir dengan
komposisi jaringan saraf dasar yang
sama. Kita memiliki kira-kira 1.000 miliar neuron (sel saraf) di otak kita,
masing-masing mampu memproses informasi pada kecepatan yang lebih besar dari
sebuah komputer pentium empat. Luar biasa.
Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa seandainya sebuah super komputer dibuat dengan kapasitas
penyimpanan dan pemrosesan yang mendekati kemampuan otak manusia, komputer itu
mempunyai panjang lima puluh kali
lapangan sepak bola dan setinggi patung Liberty. Sungguh, betapa ajaibnya otak
manusia.
Tulisan ini tidak
sekedar untuk mengajak pembaca mengagumi dengan potensi yang ada, tapi yang
lebih penting dan membuat anda berbeda adalah saat kita mau melakukannya atau action
dalam tindakan yang lebih nyata. Ketika Columbus diremehkan dan dianggap sepele
karena menemukan benua Amerika. Apa reaksi Columbus? Columbus menantang orang
yang meremehkannya dengan kemampuan siapapun yang dapat menegakkan telur rebus
di atas meja? Berbagai respon dan suara sumbang kembali terdengar tetapi tidak
ada satupun yang mau melakukannya. Ketika Columbus mengambil alih, telur
rebuspun dipegangnya dan diletakkan di atas meja sambil ditekan, jelas ujung
telur bagian bawah akan rata dan telur akan dapat berdiri. Apa reaksi
orang-orang yang meremehkannya? Jika demikian, kamipun bisa, Columbus balik
bertanya, jika bisa kenapa tadi tidak dilakukan.
Apa yang membedakan
Columbus dengan yang lainnya? Adalah ketika Columbus sudah pada tahapan action
sementara yang lain masih tahap statement. Apa yang membedakan kita,
anda dengan orang lain. Ketika kita, anda telah melakukan dan memberi manfaat bagi
yang lain maka itu artinya kita telah memiliki nilai guna bahkan nilai jual bagi
siapapun.
Sebagai
perenungan kita, Allah SWT dalam QS. Al-Mulk/67:2 menyebutkan: “Yang menjadikan
mati dan hidup supaya Dia menguji kami, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. Key word ayat ini
adalah bahwa hidup (dengan aktifitas) dan mati (sebagai kepastian) adalah untuk
menguji siapa di antara kita yang tergolong ahsan 'amala (yang paling
baik amalnya). Dalam konteks ini, bukan kata siapa yang paling banyak (kuantitas)
amalnya tapi siapa yang paling baik (kualitas). Harta yang banyak tidak akan
memberikan dampak positif manakala tidak memberikan manfaat bagi sekelilingnya.
Ilmu yang dimiliki dengan gelar titel yang berderet tidak akan memberikan
pencerahan jika lisan dan sikapnya tidak membuat sekelilingnya aman dan nyaman.
Singkatnya, seorang yang baik adalah yang tidak akan menyakiti orang lain,
siapapun dia, baik dengan ucapannya apalagi dengan perbuatannya. SEMOGA.
Komentar
Posting Komentar